Excellent people, ada dua pendekatan yang bisa kita gunakan untuk membangun improvement di organisasi. Pertama, top-down. Kedua, bottom-up. Memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kita harus memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mendapatkan manfaat terbesarnya.

Berikut adalah 5 perbedaan dasar antara pendekataan Top-down dengan Bottom -up

#1 INISIATOR  

Top-down: inisiatornya adalah manajemen puncak

Bottom-up: inisiatornya level shopfloor (operator, foreman, supervisor)

#2 PESERTA

Top-down: terbatas dan ditentukan manajemen

Bottom-up: setiap orang di setiap level organisasi

#3 FREKUENSI

Top-down: agenda ditentukan  

Bottom-up: bisa dilakukan setiap hari

#4 RUANG LINGKUP

Top-down: permasalahan besar, biaya dan risiko besar

Bottom-up: ruang lingkup kecil, biaya dan risiko kecil

#5 KEUNGGULAN  

Top-down: dampak ke bisnis lebih besar, fokus dan terarah, resource yg dipakai lebih efektif

Bottom-up: engagement seluruh karyawan, sedikit tapi banyak, rasa ownership terhadap hasil improvement lebih tinggi, sustainability lebih baik

Excellent people, itu tadi perbedaan antara top-down improvement dengan bottom-up improvement. Kedua pendekatan ini sama-sama bagus dan bisa saling melengkapi. Ingin memulai improvement di organisasi? SSCX International siap untuk mendukung dan mempercepat perjalanan improvementmu. Let’s collaborate!

Baca juga  Solusi Nyata Atasi Mentalitas “Itu Bukan Tugas Saya” di Shopfloor