Menciptakan strategi yang kuat dan efektif memang menjadi sebuah tantangan. Banyak pembahasan, baik dari buku, hasil penelitian dan juga sumber daya di dalam organisasi telah diinvestasikan dalam menciptakan strategi yang tepat untuk operasional perusahaan mereka.
Namun, kerugian yang signifikan masih terjadi setiap tahun karena kegagalan untuk menghubungkan antara strategi yang sudah dirancang dengan pelaksanannya.
Seorang manajer operasional dapat mengidentifikasi perbedaan antara kegagalan menjalakan strategi dengan baik dan strategi yang gagal ketika hasil tidak bisa terukur.
Untuk itu, sebelum mengeksekusi strategi, manajemen harus memastikan bahwa strategi yang dikembangkan, dijalankan secara konsisten dalam organisasi sehingga kinerja dapat diukur, dikontrol dan disesuaikan sesuai kebutuhan.
Contoh eksekusi yang tidak disiplin (di mana beberapa bagian organisasi mengikuti arah strategi perusahaan dan yang lain tidak), misalnya merek dagang yang digunakan konsisten, proses pengiriman konsisten, profitabilitas konsisten, tapi kinerja tidak konsisten dan tak terkendali.
Jadi, bagaimana anda bisa memastikan strategi dijalankan dengan benar? Jason Piatt cofounder dan presiden dari Praestar Technology Corp. menyarankan agar para manajer operasional yang akan mengeksekusi strategi untuk menjalankan 4 langkah berikut ini:
1. Selalu berpatokan pada data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, anda bisa menggunakan tools dari Six Sigma, seperti box plots dan penilaian statistik lainnya. Ini akan membantu manajer operasional untuk menguji konsistensi antar departemen. Namun, penggunaan tools saja tidak cukup untuk membantu anda berhasil mengeksekusi strategi dengan tepat. Selain menggunakan tools, diperlukan juga pemahaman menyeluruh mengenai data dan fakta dalam aktivitas operasional yang akan membantu manajemen memahami apa yang salah dan benar dalam pelaksanaannya serta dapat mengidentifikasi masalah sebelum pelaksanaan.
2. Lakukan asssesment pada proses
Ketika ada proses yang tidak konsisten, memang tidak lazim mendokumentasikan proses tersebut. Namun, titik awal yang baik adalah untuk mempertimbangkan proses didokumentasikan dan menilai apakah proses tersebut konsisten terhadap strategi manajemen yang akan dilakukan. Jika proses tersebut sudah sesuai dilakukan, kemudian pastikan akankah strategi dapat dilaksanakan dengan baik? Jika tidak, maka saatnya untuk memperbarui proses dan melakukan pelatihan menyeluruh untuk para staf.
3. Uji coba sistem
Dengan skenario pengujian yang memiliki jangka waktu dan terkendali dengan baik di dalam aktivitas operasional, manajer dapat menilai proses dalam organisasi mereka. Apakah proses yang diuji pada langkah 2 sudah dijalankan? Jika tidak, tindakan perbaikan apa yang diperlukan? Apakah ada alasan proses ini tidak dijalankan? Jika proses yang ada saat ini sudah tepat dilakukan, alasan-alasan ini harus didokumentasikan sehingga penyesuaian proses dapat dilakukan.
4. Libatkan pihak ketiga
Terutama ketika proses baru mulai dijalankan, dukungan eksekusi bisa menjadi respon yang sangat tepat. Manajer operasional pasti akan sibuk, karena penilaian terhadap pelaksanaan strategi akan sangat menyita waktu. Untuk alasan ini, tepat jika pihak ketiga dapat dilibatkan. Pihak ketiga ini, dapat berfungsi sebagai mentor atau coach dengan memberikan dukungan strategis dan mekanisme umpan balik kepada manajemen senior. Pihak ketiga juga dapat memberikan referensi dan skenario pelaksanaan lainnya untuk membantu manajemen dalam menentukan tindakan strategis yang akan dilakukan.***