Sumber image: pexels.com
Sumber image: pexels.com

Sejak awal tahun 2000-an, organisasi bisnis telah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Organisasi bisnis harus tetap beradaptasi dengan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi, tentunya ini semua demi stabilitas kesuksesan proses bisnis yang ada.

Arbania Fitriani, seorang expert di bidang Human Resources (HR) menjelaskan bahwa di era saat ini atau lebih dikenal dengan era yang penuh ‘gejolak’ atau turbulence, organisasi memiliki “PR” yang tidak mudah.

Dalam artikelnya yang berjudul “Memimpin Organisasi dalam Proses Belajar”  (baca artikel lengkapnya di Majalah Shift Issue 5), Arfi menjelaskan  terdapat beberapa hal baru terkait manajemen perusahaan yang muncul di era modern ini.

#1. Timbulnya beberapa perubahan besar dalam struktur dan organisasi bisnis – Manajemen perusahaan mengalami perubahan dan berdampak pada perubahan proses serta regulasi dalam bisnis. Kita sadari, hal ini memicu terciptanya kepemimpinan yang membaik belakangan ini. Tiap anggota perusahaan kini memiliki kesempatan untuk mengambil keputusan secara individu dalam proses bekerja dan dapat secara nyata memberikan kontribusinya terhadap perusahaan. Kerja sama yang padu dari seluruh karyawan akan melahirkan menejemen terbaik bagi suatu perusahaan.

#2. Perubahan bentuk menejemen perusahaan – Teknologi informasi yang semakin maju menghantarkan kita pada aktivitas bertukar pikiran dan sudut pandang. Hal ini juga memacu perusahaan untuk melakukan “revolusi” menejemen perusahaan, bukan lagi “evolusi”. Lebih spesifik lagi, hal ini berpengaruh pada fleksibilitas kerja dan eksistensi kreatifitas masing-masing pekerja untuk meraih hasil kerja terbaik.

#3. Perubahan etos kerja yang terdapat dalam diri karyawan – Latar belakang pendidikan, gaya hidup, dan keluarga telah memberikan dampak besar bagi karyawan masa kini. Sebagai contoh, seorang wanita pekerja, tetapi dia juga merangkap sebagai ibu dan istri ketika sedang berada di rumah; tentu hal ini memberikan pengaruh terhadap etos kerjanya ketika di kantor. Selain itu, peningkatan jumlah tenaga kerja paruh waktu serta karyawan yang bekerja hanya melalui email tentu juga memberikan wajah baru bagi perusahaan.

#4. Beberapa pertanyaan yang muncul mengenai manajemen yang sedang menjalani masa training seakan menantang dunia manajemen bisnis – “Bagaimana kita dapat melakukan manejerial terhadap kemampuan dan keterampilan karyawan berdasarkan perkembangan diri karyawan?” dan “metodologi apa yang paling tepat untuk mencetak generasi handal dan dapat memajukan kehidupan bisnis perusahaan?” Hal ini mewajibkan tiap perusahaan memiliki kiat-kiat kreatif dalam proses pelatihan dan bimbingan untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan yang ada.

Baca juga  Speak at OPEXCON 2024, Your Insights on Operational Excellence Needed!

#5. Management assumptions – Sebagai contoh, “dunia manajemen meyakini bahwa kunci utama kesuksesan dan kekuatan dari sebuah perusahaan adalah sumber manusia yang berkualitas” atau “menciptakan prosedur kerja dari sebuah peraturan dan nilai yang ada merupakan tugas pihak manajemen.” Dalam kenyataannya, Carolyn Nilsson beranggapan, bahwa tiap pekerja yang sedang dalam masa training memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan hal ini juga menciptakan generasi individu yang berbeda-beda pula. Sehingga, segala sesuatu menjadi mungkin di sini, karena semua orang dapat berpartisipasi secara penuh dan nyata dalam proses bisnis perusahaan. Tugas pihak manajemen hanya untuk mengawasi dan menuntun kinerja karyawannya.

Dunia telah berubah, itu berarti perusahaan harus dapat terus melakukan inovasi untuk meningkatkan hasil bisnis yang mereka lakukan. Memang, perkembangan jaman terkadang memberikan dampak positif terhadap dunia bisnis, akan tetapi tak jarang juga membawa rintangan. Dalam kondisi ini, pengembangan sumber daya manusia sebuah perusahaan tetap menjadi hal yang paling berpengaruh bagi kehidupan bisnis perusahaan; karena tenaga kerja adalah asset yang paling ‘mahal’.***

Arbania Fitriani adalah seorang Expert di bidang HR dan CEO dari Stellar-HR.  Stellar-HR A Member of Altia Consulting Group.