Sangat sulit melupakan sosok seperti Steve Jobs, yang, walaupun telah berpulang, gaung kesuksesannya masih terus terdengar bersamaan dengan tahun-tahun gemilang yang tengah dinikmati Apple. Terlepas dari segala kontroversi mengenai dirinya, Steve Jobs telah memberikan warisan berupa 7 prinsip yang diyakini telah membawanya meraih kesuksesan di usia yang masih terbilang muda. Kontributor Forbes Carmine Gallo menuangkannya dalam salah satu bukunya, The Innovation Secrets of Steve Jobs.
Steve Jobs dianggap sebagai salah satu CEO yang paling inovatif. Cara-cara yang ia tempuh sering menjadi inspirasi bagi pengusaha dan pemilik bisnis lain di dunia. Berikut ini adalah prinsip-prinsip Jobs yang bisa membuat kita mereka ulang pikiran mengenai pelayanan, produk, atau perusahaan dimana kita berada saat ini:
Prinsip 1: Lakukan yang Anda Sukai
“People with passion can change the world for the better,” kata Jobs suatu ketika. Inilah prinsip pertama yang ia praktekkan selama hidup; ia selalu mengikuti apa kata hatinya. Menurutnya, passion itulah yang membuat segara perbedaan. Akan sulit untuk menghasilkan ide yang baru dan kreatif ketika Anda tidak memiliki ketertarikan dan minat khusus pada apa yang Anda kerjakan.
Prinsip 2: Bebaskan Visi Anda
Passion akan menyediakan bahan bakar untuk meuncurkan roket, tapi visi-lah yang mengarahkan tujuan kepada sesuatu yang benar-benar diinginkan. Ketika mendirikan Apple bersama Steve Wozniak pada 1976, Jobs memiliki visi untuk memperkenalkan komputer personal kepada khayalak umum. Pada 1979, Jobs untuk pertama kalinya melihat desain antarmuka yang menjadi konsep dasar PC (personal computer) di fasilitas Xerox di California. Saat itu, Xerox tidak menyadari potensi dari desain antarmuka tersebut karena visi mereka hanya sebatas “membuat mesin fotokopi baru”. Jobs dan Wozniak juga melihat konsep mesin fotokopi tersebut, tapi keduanya mempersepsikannya secara berbeda, berdasarkan visi mereka sendiri.
[magicactionbox]
Prinsip 3: Perkaya Pikiran Anda
Suatu saat, Steve Jobs pernah berkata, “Creativity is connecting things.” Connecting things yang dimaksud Jobs adalah kemampuan untuk ‘mencuri’ inspirasi dari industri dan tempat-tempat lain. Dalam hidupnya, Jobs mengambil inspirasi dari berbagai tempat: buku telepon, meditasi ala Zen, kunjungannya ke India, blender di Macy’s, hingga jaringan hotel The Four Season. Semuanya ia serap untuk memperkaya pikiran dan ‘memberi makan’ sisi kreatifnya.
Prinsip 4: Jangan Menjual Produk; Jual-lah Mimpi
Bagi Steve Jobs, mereka yang membeli produk Apple bukanlah “pelanggan”. Mereka adalah orang-orang yang dipenuhi dengan harapan, mimpi dan ambisi. Ia membuat produk untuk membantu orang-orang ini mewujudkan mimpi. “Some people think you’ve got to be crazy to buy a Mac, but in that craziness we see genius,” kata Jobs. Bagaimana Anda melihat pelanggan Anda? Bantulah mereka melepaskan sisi jeniusnya dan Anda akan memenangkan hati dan pikiran mereka.
Prinsip 5: Katakan Tidak Kepada 1000 Hal
“I’m as proud of what we don’t do as I am of what we do,” kata Jobs suatu ketika. Ia berkomitmen untuk mengembangkan produk dengan desain yang sederhana dan rapi. Komitmen tersebut diwujudkan di semua produk Apple, dari mulai produknya sendiri hingga kemasannya. Dalam dunia Apple, inovasi adalah menghilangkan hal-hal yang tidak perlu, dengan demikian hal-hal yang penting akan terlihat.
Prinsip 6: Ciptakan Pengalaman yang Amat Sangat Menyenangkan
Apple Store telah menjelma menjadi toko ritel terbaik dengan memperkenalkan inovasi sederhana, yang dapat diadopsi dan didalami oleh semua bisnis. Inovasi tersebut membantu mereka memperkuat hubungan emosional dengan pelanggan. Contohnya, tidak ada kasir di Apple Store. Mereka punya staf ahli, konsultan, teknisi jenius, tapi tidak ada kasir. Mengapa? Karena Apple Store bukanlah bisnis yang ‘menjual sesuatu’; mereka adalah bisnis yang ‘memperkaya hidup’. Disinilah perbedaan besarnya.
Prinsip 7: Kuasai Pesannya
Steve Jobs dianggap sebagai pencerita ulung, yang kerap menyulap acara peluncuran produk menjadi suatu ‘pertunjukan seni’. Anda bisa saja memiliki ide paling inovatif sedunia. Tapi jika Anda tidak bisa membuat orang lain memahami dan merasa excited dengan ide Anda, maka sia-sia saja.***
Sumber: Forbes.com/Carmine Gallo.
Comments are closed.