Akankah sistem tarik pada produksi, yang membuat keadaan zero stock, membuat perusahaan lebih rapuh?

Artikel yang ditulis oleh praktisi Michael Ballé akan menjawab pertanyaan itu. Menurut artikel Ballé, sistem tarik (pull system) tentu saja ada untuk membuat perusahaan lebih rapuh; itulah alasan dari implementasinya: rapuh tapi fleksibel. Namun menurutnya, sistem tarik tidak akan membuat perusahaan rapuh; ia hanya akan mengungkapkan sisi lemah perusahaan.

Titik lemah perusahaan, salah satunya terletak pada usaha mempertahankan kinerja puncak. Mempertahankan kinerja terbaik ibarat menjaga bola tetap berada di puncak bukit – membutuhkan keterlibatan semua orang untuk menjaganya tetap disana.

Kinerja yang buruk akan menyebabkan bola tergelincir menuruni bukit. Jika itu terjadi, semua orang cenderung saling melemparkan kesalahan satu sama lain karena tindakan pemangkasan biaya akan segera dilakukan oleh perusahaan.

Terkait dengan masalah kinerja tersebut, sistem tarik hadir sebagai struktur untuk membantu setiap orang bekerjasama untuk meraik kinerja puncak. Selain kinerja puncak tadi, aspek lain yang dinilai sangat rapuh adalah kepercayaan (mutual trust), yang akan menerjemahkan upaya kerjasama tim menjadi hasil).

Studi Kasus Sistem Tarik (Pull System)

Artikel Ballé memberikan studi kasus berikut: sebuah perusahaan memiliki fokus kepada dua hal, yaitu:

  • Keselamatan dan faktor ergonomi karyawan.
  • On-time-delivery dengan sistem tarik dalam situasi B2C, dengan variasi segmen pelanggan yang sangat beragam.

Selama lima tahun, perusahaan tersebut berhasil meningkatkan service rate mereka sebesar 20 persen dan mengurangi setengah dari inventori mereka. Dengan demikian, perusahaan berhasil membukukan penghematan sebesar 10 juta dolar AS. Elemen kunci dalam sistem tarik yang mereka jalankan antara lain:

  1. Simulasi bulanan untuk stok produk jadi untuk mengetahui apakan jumlah target produksi sesuai dengan permintaan yang sangat variatif dan pertemuan mingguan untuk menentukan rencana produksi untuk meratakan permintaan mingguan terhadap produk yang high moving.
  2. Sequencer yang menerjemahkan permintaan yang telah disamaratakan menjadi kartu-kartu kanban yang diambil dari sel-sel produksi dengan semacam kereta yang beroperasi setiap 20 menit.
  3. Stok di setiap sel produksi, untuk menghindari work-in-process dari suku cadang dalam inventori; semua suku cadang dimiliki oleh setiap sel yang memproduksi mereka.
  4. Program SMED untuk secara terus-menerus meningkatkan fleksibilitas sel dan mengurangi stok di pabrik (dan jumlah kartu kanban pada loop).
  5. Milk run kepada pemasok yang diterapkan selangkah demi selangkah di seluruh supply chain dan tetap menggerakkan inventori dalam kategori Bought Out Parts.
Baca juga  Indonesia di posisi ke-12 Top Manufacturing Countries by Value Added 

Setelah menjalankan lima langkah diatas selama beberapa tahun, perusahaan berhasil mengurangi batch menjadi hanya beberapa jam saja, dan jumlah part dalam sistem benar-benar berada pada level terendah. Sistem tarik membantu perusahaan beradaptasi dengan fluktuasi pasar yang terjadi setiap hari. Mereka juga mampu menyimpan stok barang yang tepat dan membuat proses produksi berjalan selancar mungkin.

Proses perubahan ini tentu saja melibatkan semua orang, dan mereka bersama-sama berusaha untuk memenuhi on-time-delivery (OTD) dan berpartisipasi untuk memberikan hasil yang maksimal. Mereka berusaha sangat keras, bersama-sama.

Perusahaan dengan Proses yang Rapuh

Sayangnya, segala sesuatunya tidak selalu mulus dalam perjalanan perusahaan yang dijadikan studi kasus oleh Ballé. Perusahaan tersebut dibeli oleh sebuah grup yang lebih besar, dan mengalami banyak perubahan yang mengubah kondisi ideal. Terlebih lagi, pergerakan pasar melambat dan pendapatan kuartal diramalkan tidak akan terlalu baik.

Beberapa kebijakan yang diambil secara terburu-buru dan dalam kepanikan tidak membuat perbaikan berarti, dan perusahaan, walaupun berhasil membukukan penghematan dari kebijakan baru yang mereka berlakukan, tetap merugi karena kehilangan penjualan dan biaya yang membengkak. Performa proses yang tidak terlalu baik menurunkan level OTD dan mengendurkan moral karyawan. Inilah alasan mengapa sistem tarik bisa memperburuk kerapuhan perusahaan. Anda bisa membaca selengkapnya mengenai hal tersebut dalam artikel Ballé berikut ini.

Menurut Ballé, tanpa adanya sistem tarik, perusahaan tak akan menjadi serapuh itu, tapi hasil yang terbaik juga tidak akan didapat. Kerapuhan ini akan mendorong manajemen untuk tetap berinovasi dan memperbaiki diri. Melihat OTD menurun dan stok kosong, perusahaan akan mendapatkan tanda bahwa keadaan sedang tidak baik. Disinilah kesempatan untuk melakukan perbaikan akan menghampiri, dengan solusi dalam bentuk Kaizen atau penyesuaian sumber daya terhadap pasar. Manajemen akan terdorong untuk melakukan gemba, melihat apa yang terjadi, dan mulai bekerjasama denga karyawan untuk memperbaiki keadaan.

Baca juga  Data-driven Manufacturing untuk Transformasi Industri

Kerapuhan adalah Sumber Kekuatan

Sistem tarik (pull system), tulis Ballé dalam artikelnya, adalah syarat mutlak bagi perusahaan untuk meraih status Lean. Memang, pada banyak kasus, sebuah perusahaan harus mengalami masalah yang menggerakkan mereka untuk memperbaiki diri sebelum memahami bagaimana cara mengaplikasikan sistem tarik. Tapi, jika kita bisa melakukan pull di proyek pengembangan teknologi informasi, artinya kita dapat melakukannya di area manapun.

Sistem tarik adalah kunci dari pelayanan dan kualitas. Ballé pernah melakukan kunjungan ke sebuah perusahaan untuk menyaksikan pengiriman terakhir dalam siklus milk run, dimana ditemukan beberapa part yang buruk diantara 50 part yang dikirim. Kini perusahaan tersebut harus menjelaskan kepada pemasok bahwa mereka tidak memiliki part tersebut dalam inventori, dan karenanya dua part yang buruk dari 50 buah yang dikirim bisa menjadi masalah karena mereka tidak punya penggantinya.

Secara fundamental, Lean adalah perwujudan dari falsafah air dan batu. Dengan merendahkan batas air, maka batu akan terlihat. Lean membuat kita mampu melihat masalah dan dengan demikian memudahkan kita untuk mempraktekkan solusi problem solving secara bersama-sama, dengan dukungan penuh dari manajemen. Kerapuhan dari sistem tarik-lah yang akan menarik orang-orang untuk bekerja bersama-sama, mengatasi masalah. Kerapuhan dari sistem tarik adalah sumber kekuatannya.***