Alibaba telah mengembangkan sebuah model artificial intelligence (AI) yang memiliki kemampuan lebih baik daripada manusia dalam sebuah tes baca dan daya paham di Stanford University

Alibaba Group Holding Ltd. menggunakan model jaringan neural dalam langkahnya minggu lalu, meminta AI menjawab lebih dari 100.000 pertanyaan berupa kuis yang dianggap sebagai salah satu alat ukur pembaca mesin paling otoritatif di dunia.  Model yang dikembangkan Alibaba’s Institute of Data Science of Technologies ini mencetak nilai 82,44, melampaui angka 82,304 yang dicapai manusia pesaingnya.

Alibaba mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya sebuah mesin melakukan sesuatu yang benar dalam kontes semacam itu. Microsoft meraih prestasi serupa, mencetak nilai 82,650 pada tes yang sama, namun hasil tersebut diselesaikan sehari setelah Alibaba, kata perusahaan itu.

Titan, e-commerce China telah bergabung dengan Tencent Holdings Ltd. dan Baidu Inc. dalam perlombaan untuk mengembangkan AI yang dapat memperkaya umpan sosial media, target iklan dan layanan atau bahkan membantu mengemudi secara otonom. Beijing telah mendukung teknologi sebagai rencana nasional untuk menjadikan negara sebagai pemimpin industri 2030.

Pemrosesan Bahasa Umum atau natural language processing (NPL) merupakan hasil proses pemahaman manusia terhadap kata-kata dan kalimat. Berdasarkan lebih dari 500 artikel Wikipedia, rangkaian pertanyaan dari Stanford dirancang untuk menemukan cara untuk merancang jawaban atas pertanyaan.

“Itu berarti pertanyaan obyektif seperti ‘apa yang menyebabkan hujan’ sekarang bisa dijawab dengan akurasi tinggi oleh mesin,” Luo Si, chief scientist for natural language processing di Alibaba Institute, mengatakan dalam sebuah pernyataan.”Di balik teknologi dapat diterapkan secara bertahap untuk berbagai aplikasi seperti layanan pelanggan, museum tutorials dan merespons pertanyaan medis dari pasien secara online, mengurangi kebutuhan tenaga manusia dengan cara yang belum pernah terprediksi sebelumnya.”

Baca juga  KAI Berkomitmen untuk Capai Zero Net Emission

Sumber: Bloomberg