Lean manufacturing bukan sekadar pendekatan, melainkan strategi bisnis yang telah terbukti meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai industri. Prinsip ini, yang lahir dari Toyota Production System (TPS), telah menjadi inspirasi bagi banyak perusahaan, termasuk Boeing, pabrikan pesawat terkemuka dunia.

Taichi Ohno, inisiator TPS, menyampaikan sebuah filosofi yang terkenal: “Progress cannot be generated when we are satisfied with existing situations.” Kutipan ini mencerminkan semangat lean untuk terus mendorong perbaikan berkelanjutan (kaizen). Ohno berhasil menghidupkan semangat perbaikan ini di setiap individu di Toyota, menjadikannya bagian dari budaya organisasi.

Sebagai produsen mobil, Toyota fokus pada proses, bukan hanya produk. Mereka melatih karyawan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi ketidakefisienan di setiap langkah produksi. Pendekatan ini memungkinkan Toyota untuk tetap efisien bahkan saat permintaan pelanggan meningkat. Dengan skalabilitas yang tinggi, Toyota mampu memenuhi kebutuhan pasar tanpa mengorbankan kualitas atau biaya.

Transformasi Boeing dengan Lean

Keberhasilan Toyota menginspirasi banyak perusahaan lain, termasuk Boeing. Pada tahun 1991, Boeing mengirim tim eksekutifnya ke Jepang untuk mempelajari kualitas proses dari TPS. Dua tahun kemudian, Boeing mulai menerapkan prinsip lean manufacturing, dengan proyek pertama berupa produksi pintu pesawat 737. Hasilnya? Produksi lebih cepat dengan persediaan lebih sedikit.

Keputusan ini menuai pujian dari banyak pihak. Wolfgang Demisch, analis kedirgantaraan, memuji Ron Woodard, Presiden Boeing Commercial Airplane Group, atas keberanian mengalihkan sumber daya perusahaan ke implementasi lean meski menghadapi tantangan produksi. Strategi ini berhasil membawa Boeing keluar dari tekanan dan menjadikannya salah satu pemimpin industri penerbangan dunia.

Lean Sebagai Nilai Perusahaan

Setelah lebih dari dua dekade, Boeing tetap menjadikan lean sebagai nilai inti perusahaan. Dalam laman resminya, Boeing menegaskan bahwa prinsip ini telah membantu mereka mendorong perbaikan berkelanjutan di setiap aspek bisnis, memaksimalkan nilai pelanggan, dan meminimalkan pemborosan. Komitmen ini menjadi salah satu faktor utama yang menjaga posisi Boeing sebagai pemimpin industri hingga hari ini.

Kesuksesan Toyota dan Boeing membuktikan bahwa lean manufacturing bukan hanya untuk industri otomotif, tetapi juga dapat diterapkan secara luas. Metode ini menawarkan lebih dari sekadar peningkatan proses; ia menciptakan budaya organisasi yang berorientasi pada efisiensi dan inovasi.

Baca juga  Case Study Lean Management di DBS

Dengan mempraktikkan prinsip-prinsip di atas, perusahaan tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi internal tetapi juga merespons kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Seperti yang ditunjukkan oleh Toyota dan Boeing, kunci kesuksesan terletak pada komitmen seluruh organisasi untuk menjalankan perbaikan berkelanjutan sebagai strategi bisnis utama.

Sumber:

  • Womack, James P., & Jones, Daniel T. Lean Thinking
  • Bizjournals: Artikel tentang implementasi lean Boeing oleh Wolfgang Demisch
  • Website resmi Boeing (www.boeing.com)