Beberapa waktu lalu kisah perempuan bernama Titi Wati sempat ramai dibicarakan. Bukan karena sensasi ataupun proses hukum yang menjeratnya, tetapi lantaran berat badannya yang mencapai 220 kg. Berat badan Titi naik drastis dalam lima tahun terakhir, pola makan menjadi salah satu penyebab utamanya. Sejauh mana kegemukan atau obesitas berbahaya bagi tubuh? Selain makanan, adakah faktor penyebab lain?
Obesitas adalah penyakit akibat terjadinya penumpukan lemak (sangat tinggi) dalam tubuh. Hal ini karena kalori yang masuk dalam tubuh dan aktivitas membakar kalori tidak seimbang. Jika tidak segera ditangani dengan benar, penderita obesitas lebih rentan terdampak penyakit mematikan lainnya, gangguan otak, misalnya. Benarkah? Bagaimana bisa kasus obesitas bisa membahayakan otak? Berikut penjelasan dari My Health News Daily sebagaimana dikutip SHIFT Indonesia dari Halosehat:
- Kecanduan makan, sebab menurut penelitian obesitas dapat mengubah pola makan secara otomatis. Jika terjadi maka asupan makanan yang manis dan lemak tidak lagi bisa dihindari.
- Mengubah kinerja sistem imun, resiko inflamasi menjadi meningkat. Kemudian inflamasi ini akan mempengaruhi otak dan menghancurkan beberapa bagiannya sehingga suasana hati mudah berubah hingga sulit untuk menghentikan kebiasaan makan yang berlebih.
- Diet yoyo, yakni diet berputar yang mengakibatkan penurunan dan peningkatan berat badan secara berkelanjutan. Diet ini bisa membuat berat badan menjadi bertambah lebih cepat, dan perputarannya bisa mempengaruhi otak sehingga gampang stres.
- Merusak memori, Menurut studi Journal of the American Geriatric Society, hormon yang diproduksi oleh lemak bisa menyebabkan inflamasi sehingga mempengaruhi bagian kognitif yang akibatnya membuat seseorang akan kehilangan ingatan.
Data WHO tahun 2016, menunjukkan sekitar 650 juta penduduk berusia dewasa mengalami obesitas, sedangkan 340 juta anak-anak dan remaja usia 5 hingga 19 tahun mengalami berat badan berlebih. Jadi tidak mengherankan jika penyakit ini masuk dalam daftar teratas penyebab kematian di seluruh dunia. Oleh karena itu penting untuk kita menjalani pola hidup sehat, dan menjauhi segala hal yang berpotensi meningkatkan resiko obesitas seperti berikut ini :
- Junk food, adalah jenis makanan yang tinggi kandungan gula, lemak, garam, dan minyak. Tanpa sadar, kita sering menumpuk banyak kalori dan lemak di tubuh karena sering makan junk food.
- Stress, ya, stres sangat mungkin menyebabkan obesitas. Pasalnya, ketika Anda mengalami stres, Anda akan lebih mudah untuk lebih banyak makan, terutama makanan manis, guna sekadar meredakan stres dan memperbaiki suasana hati.
- Tidak cukup tidur, penelitian oleh Warwick Medical School di University of Warwick menemukan bahwa jika Anda tidak cukup tidur, Anda berisiko dua kali lipat untuk mengalami obesitas. Risiko ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Hal ini berdasarkan penelitian dilakukan di Warwick Medical School di University of Warwick.