Barang Numpuk di Ujung Proses, Lalu Kehabisan di Tempat Lain
Di satu sisi, barang jadi menumpuk seperti bendungan.
Di sisi lain, lini berikutnya kelabakan karena kehabisan bahan.
Operator bingung:
“Ini barang kenapa belum dikirim?”
“Kenapa yang ini malah datangnya kebanyakan?”
Di tengah semua itu, tidak ada satu pun yang bisa menjawab dengan yakin.
Yang ada hanya tebakan, “feeling”, dan “kebiasaan”.
Lalu proses kerja jadi penuh improvisasi—dan konflik kecil tiap hari.
Kanban Bukan Sistem, Tapi Cara Berpikir
Kanban bukan sekadar kartu.
Bukan hanya papan warna-warni yang ditempel di dinding.
Kanban adalah cara menjaga agar aliran barang dan informasi:
- Mengalir dengan ritme permintaan
- Tidak mengandalkan hafalan atau asumsi
- Tidak menciptakan surplus atau kekurangan
- Memberi tahu kapan harus produksi dan kapan harus berhenti
Kanban membuat sistem kerja bicara sendiri.
Tanpa perlu email, push, atau omelan.
Kenapa Kanban Efektif?
Karena ia bekerja berdasarkan prinsip tarik (pull), bukan dorong.
Artinya:
- Produksi dilakukan hanya saat dibutuhkan
- Material dipindah hanya jika tempat tujuan siap
- Setiap proses baru bergerak kalau proses berikutnya siap menerimanya
Ini menghentikan efek “kerja asal jalan” yang sering memicu penumpukan, overproduction, atau shortage.
Ciri Aliran Kerja yang Butuh Kanban
- Material sering kosong tiba-tiba
- Barang WIP (work in progress) numpuk tak jelas
- Output terlalu cepat di satu titik tapi lambat di titik lain
- Operator saling tunggu atau rebutan bahan
- Supervisi sibuk jadi pengatur lalu lintas, bukan pembina tim
Kanban Dalam Bentuk Paling Sederhana
- Rak dua slot: satu penuh artinya cukup, satu kosong artinya isi ulang
- Kartu di box: jika box kosong dan kartu dilepas, artinya proses upstream mulai kerja
- Papan alur proses: menunjukkan item mana sudah sampai di tahap mana
Yang penting dari Kanban bukan tampilannya—tapi disiplinnya.
Dengan Kanban, Proses Jadi Lebih Tenang
Lean tidak mencari kecepatan liar.
Lean mencari aliran kerja yang stabil dan bisa diprediksi.
Dan Kanban adalah salah satu cara paling sederhana untuk mencapainya.
Karena ketika sistem tahu harus bergerak kapan dan sejauh mana,
orang-orang di dalamnya bisa bekerja tanpa drama.
Artikel ini merupakan pengembangan dari e-book “Belajar Lean” karya Riyantono Anwar (2015)