Efektif akhir pekan ini, Walt Disney Company memperkenalkan harga musiman untuk seluruh theme park mereka di wilayah AS, yang berarti para pengunjung yang muncul pada hari-hari ramai akan diminta untuk membayar tiket lebih mahal.

Seperti dikutip dari laporan LA Times, mulai Minggu kemarin, siapapun bersedia berkunjung ke Disneyland di hari-hari sepi. Mereka yang berkunjung di hari-hari sepi akan membayar harga tiket lebih murah dari sebelumnya.

Sebelumnya, Disney memang telah berencana mengubah konsep harga tiket tersebut sebagai sebuah teknik manajemen dalam mengatasi masalah padatnya jumlah pengunjung mereka yang melebihi kapasitas.

Harga tiket masuk Disneyland di Anaheim, California misalnya, saat ini berkisar $99, sedangkan dibawah kebijakan harga baru, harga tiket Disneyland akan lebih bervariasi setiap harinya berdasarkan perkiraan jumlah pengunjung yang datang – untuk “value” day pengunjung akan dikenakan harga tiket sebesar $95, untuk “regular” day sebesar $105 dan untuk “peak” day sebesar $119. Sebanyak 70% waktu dalam setahun akan dialokasikan untuk peak dan regular day.

Disney mengatakan bahwa ini merupakan ukuran untuk mengendalikan jumlah pengunjung. Jumlah pengunjung theme park Disneyland, menurut Disney telah meningkat 10% dalam tiga bulan terakhir ini. Bahkan Disney terpaksa harus menutup sebagian theme park mereka yang berada di California dan Florida selama musim panas dan liburan natal.

Namun demikian apa yang dilakukan Disney tersebut bukanlah hal baru. Demand-based pricing atau harga berbasis permintaan seperti ini memang telah lama menjadi standar dalam industri penerbangan dan hotel, juga pada layanan berbasis aplikasi, seperti Uber yang harus menerapkan harga lebih mahal ketika kebutuhan layanan perjalanan sedang tinggi, seperti pada malam tahun baru.

Baca juga  Pentingnya Assessment Sebelum Implementasi Project

Saat ini Disneyland sedang membangun wahana “Star Wars” diatas tanah seluas 14 hektar dan berencana menambah acara pertunjukkan panggung baru berdasarkan film populer lainnya seperti “Frozen” di akhir tahun ini.***

Bagaimana menurut Anda tentang konsep demand-based pricing yang diterapkan Disney, bisakah hal tersebut membantu Disneyland mengurangi jumlah pengunjung yang membeludak di musim liburan?