Bisnis rumah sakit di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Sebelum tahun 2005, jumlah rumah sakit di Indonesia tidak lebih dari 1000 rumah sakit. Saat ini sudah lebih dari 2000 rumah sakit yang berdiri untuk melayani masyarakat Indonesia.

Ada beberapa hal menarik mengenai bisnis rumah sakit, khususnya di Indonesia. Hal-hal yang patut menjadi perhatian diantaranya:

 1.   Profit

Sebagian besar dari rumah sakit yang berdiri di Indonesia berorientasi profit, akan tetapi sebuah rumah sakit orientasinya tidak hanya dari sisi profit. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus tetap diutamakan. Yang menariknya lagi, sampai saat ini banyak biaya terbuang karena proses pelayanan yang tidak efisien. Secara nasional, kita melihat rata – rata 50% dari aktifitas yang dilakukan adalah pemborosan dan tidak memberikan nilai tambah pada jasa pelayanan kesehatan pasien. Sebagai contoh, seorang dokter bedah ortopedi di sebuah rumah sakit ternama mengatakan, dibandingkan dengan rumah sakit di Australia tempat dia pernah bekerja sebelumnya, untuk jumlah ketersediaan pasien yang sama, dokter tersebut dapat melakukan tiga kali lebih banyak operasi di Australia dibandingkan dengan di Indonesia. Artinya, efisiensi ruang bedah di Indonesia hanya sepertiga dari efisiensi di Australia. Hal ini disebabkan karena turnover time (waktu yang dibutuhkan untuk persiapan) dari operating room di Australia hanya 30% dari turnover di Australia

 2.   Kompetisi

Dengan adanya globalisasi, kompetisi yang terjadi dalam industri rumah sakit tidak hanya berskala nasional. Rumah sakit di luar negeri juga secara efektif menjadi kompetitor dari rumah sakit Indonesia. Ketika di-survey alasan utama lebih memilih berobat ke luar negeri disbanding dalam negeri, 100% menganggap rumah sakit di luar negeri lebih nyaman pelayanannya dan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan rumah sakit di dalam negeri.

Dari sisi yang lebih objektif, kita bisa melihat jumlah rumah sakit yang bersertifikat JCI (Joint Commision International – sebuah badan standardisasi rumah sakit internasional) di Indonesia masih minim: Baru 9 rumah sakit yang mendapat akreditasi JCI, dibandingkan dengan 22 rumah sakit di Singapura yang jumlah rumah sakitnya tentu jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Jadi, kalau dilihat dari sisi kemampuan berkompetisi, masih besar peluang dari rumah sakit di Indonesia untuk menjadi yang terdepan dengan meningkatkan pelayanan dan kepercayaan pasien.

 3.   Safety

Pihak manajemen semua rumah sakit pasti mengutamakan keselamatan pasiennya. Semua kesalahan yang terjadi tentunya bukan kesalahan yang disengaja dan mungkin sulit untuk dicari jalan keluarnya. Sebuah riset yang dilakukan Institute of Medicine, sebuah organisasi non profit yang bergerak di bidang kebijaksanaan pelayanan kesehatan, menyimpulkan bahwa 950 ribu pasien setiap tahunnya mengalami kesalahan dalam pengobatan baik dalam bentuk infeksi atau kesalahan penanganan. Biaya yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah yang terjadi karena kesalahan tersebut mencapai lebih dari 15 triliun rupiah per tahunnya.

Apa itu Lean Hospital?

Lean Hospital Salah satu dari metode yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan mentalitas patient first dan mengurangi kesalahan dari penanganan, pengobatan, dan infeksi adalah melalui adaptasi prinsip lean di rumah sakit. Prinsip lean adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi nilai tambah semua aspek operasional rumah sakit dari mata pasien dan keluarga pasien
  2. Berpikir proses: Semua kejadian berasal dari rantai proses tempat kejadian itu berada. Jadi semua masalah dapat dipahami penyebabnya bila kita melihat rantai proses yang melewati masalah itu.
  3. Proses yang ada harus dibuat streamline: Efisiensi akan terjadi bila rantai proses yang ada bersifat streamline. Artinya tidak ada terjadi penumpukan pekerjaan atau pasien di satu atau lebih titik dalam rantai proses yang ada, dan tidak ada aktifitas menunggu di sepanjang rantai proses pelayanan.
  4. Pekerjaan yang ada harus on-demand: Efisiensi juga akan terjadi bila pekerjaan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan customer (pasien) – tepat ukuran, tepat waktu, tepat sasaran.
  5. Berpikir perbaikan yang berkelanjutan: Untuk mencapai kondisi ideal, kita tidak cukup hanya melakukan satu kali dua kali aktifitas perbaikan di lingkungan kerja kita. Aktifitas yang berlangsung harus berkelanjutan selama bisnis masih berlangsung.

Bagi rumah sakit, prinsip lean bertujuan tiga hal:

  1. Menghilangkan pemborosan, meningkatkan efisiensi dan response time operasional
  2. Menemukan dengan cepat masalah yang sedang atau akan terjadi, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan
  3. Menciptakan lingkungan yang konsisten dan stabil.

Tiga hal ini merupakan hal penting dalam proses akreditasi JCI dan bila dilaksanakan, lean akan mendukung proses akreditasi standard JCI.

Di Amerika, sudah banyak rumah sakit yang mengadaptasi prinsip lean ini dengan hasil yang sangat baik. Sebagai contoh, di rumah sakit Virginia Mason Medical Center, lean  berhasil membantu menurunkan jumlah kasus infeksi pneumonia yang disebabkan oleh alat ventilator yang dipakai pasien (Gambar 1) dengan mengidentifikasi dan menghilangkan potensi – potensi sumber infeksi di sepanjang proses pengadaan dan pemakaian ventilator tersebut dengan alat risk identification dan error proofing. Di University of Colorado Hospital, lean berhasil digunakan untuk meningkatkan persentase bed yang tersedia dalam waktu kurang dari 60 menit dari 22% menjadi 44% dengan streamlining dari proses identifikasi vacant bed, sterilisasi, dan persiapan peralatan. Waktu discharge pun bisa dikurangi secara rata-rata 1 jam dari sebelumnya.

Kaizen Event di Rumah Sakit

Ujung tombak dari implementasi prinsip lean adalah Kaizen Event. Kaizen Event adalah aktifitas grup yang terfokus selama 5 hari penuh, yang dilakukan di satu rantai proses / area kerja.

Setiap Kaizen Event memiliki goal yang jelas, yang merupakan goal yang ingin dicapai di akhir hari ke-5 event tersebut. Typical goal dari sebuah Kaizen Event adalah sebagai berikut:

  • Safety: zero accident, zero infection for patients, zero error for dispensing medications
  • Quality: high patient satisfaction
  • Time: lead time improvement
  • Cost: productivity improvement, utilization improvement
  • Morale: improve employee satisfaction
  • Environment: less waste materials

Manfaat dari Kaizen Event adalah event ini merupakan experience learning yang langsung memberikan contoh kepada para praktisi tentang lean. Akibatnya, perubahan yang terjadi akan lebih bersifat jangka panjang, dan pola pikir patient first akan terbentuk di seluruh lini manajemen rumah sakit itu. Pada akhirnya, kita akan dapat meningkatkan daya kompetisi dari rumah sakit di Indonesia dengan memberikan pelayanan dan kepercayaan yang bertaraf internasional sambil tetap mendapatkan profit yang baik.***

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Lean Hospital, silakan kirimkan email Anda ke alamat info@sscx.asia atau hubungi 021 – 576 3020 (Dax/Reiko).