Tantangan yang muncul di dunia manufaktur kini semakin kompleks dari hari ke hari. Perusahaan manufaktur dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan inovasi demi mempertahankan posisinya; bukan sekedar menghasilkan output yang baik. Kecepatan dan kemampuan responsif bisa jadi merupakan modal yang krusial di masa mendatang, dan kini seluruh perusahaan yang ingin tetap survive harus melakukan persiapan. Ultrafit menjawab tantangan tersebut dengan menerapkan metode Lean Manufacturing.
Ultrafit adalah salah satu perusahaan yang kini tengah berkomitmen kepada continuous improvement menuju operational excellence. Perusahaan yang memproduksi tube dan pipe bending ini mengadopsi dan menerapkan metode Lean Manufacturing untuk memperbaiki dan mengefisienkan proses produksinya.
Sebelumnya, perusahaan ini mempraktekkan metode batch dalam proses produksinya, dimana mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi berada di area lain di plant. Misalnya, mesin tube bending berada di departemen bending, tube-end sizing di departemen end-finishing, dan mesin las untuk bracket dan flanges berada di departemen pengelasan.
Waktu changeover yang lama di bagian tube bending membuat departemen manufaktur harus memproduksi parts dalam beberapa batch. Dalam beberapa kasus, produksi dilakukan dalam batch untuk memenuhi pesanan, dan prosesnya baru selesai dalam waktu dua minggu.
Hal ini membuat Ultrafit harus menumpuk jumlah inventori agar memiliki stok cadangan untuk memenuhi pesanan, karena proses produksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan tatanan demikian, perusahaan menderita beberapa kerugian, antara lain:
- Penumpukan inventori; atau harta tak bergerak.
- Lebih banyak space yang termakan untuk penyimpanan produk dan work in process.
- Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam lead-time yang pendek.
Improvisasi dengan Pendekatan Lean Manufacturing
Lean Manufacturing merupakan metode continuous improvement yang mengarahkan fokusnya kepada eliminasi waste yang terjadi dalam proses untuk menghadirkan lebih banyak value bagi pelanggan. Value adalah faktor-faktor yang membuat pelanggan bersedia membayar untuk produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan.
Tim Lean Manufacturing yang bekerja di Ultrafit membantu karyawan dan supproting staff dalam melakukan penjadwalan, supervisi, pelaksanaan produksi, serta perawatan. Seluruh proses yang selama ini dijalankan ditelaah ulang untuk menemukan titik-titik waste dan menyusun ulang prosesnya. Tim tersebut mengukur dan memetakan proses manufaktur. Mereka juga menggunakan video camera untuk merekam product changeover secara aktual.
Melalui proyek-proyek Lean Manufacturing, Ultrafit berhasil melakukan improvement di berbagai sendi:
- Menurunkan waste transportasi. Jarak pemindahan part dari satu proses ke proses lainnya menurun menjadi hanya 30ft dari asalnya yaitu 150ft.
- Menurunkan lead time dari 2 minggu menjadi hanya 1,5 jam.
- Menurunkan batch produksi menjadi one piece flow; sebelumnya satu batch memproduksi 300 unit.
- Menurunkan waktu setup dari 39 menit menjadi hanya 4 menit 23 detik.
- Mengurangi penumpukan inventori
- Berhasil menerapkan one piece flow
- Menerapkan quick changeover pada peralatan tube bending.
Bagaimana Ultrafit Melakukannya?
Sebuah manufacturing cell dibuat untuk memperbaiki proses bending, end finishing dan welding. Dengan menghilangkan work-in-process inventory sebagai akibat dari sistem large-batch, tim Lean Manufacturing mampu memuat layout produksi di area yang sama, sehingga proses produksi membutuhkan space yang lebih sedikit.
Sistem one piece flow diberlakukan di lini produksi, dimana downstream operation menarik produksi melalui cell; tidak membiarkan operasi berjalan terlalu cepat dan menciptakan penumpukan inventori. Sistem komunikasi antar karyawan diperbaiki dan tim serta karyawan saling membagi pengetahuan dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas proses.
Waktu setup kini lebih cepat dan lebuh konsisten, meningkatkan utilisasi mesin. Dengan meningkatnya utilisasi tidak hanya menurunkan waktu setup, tapi juga menurunkan jumlah scrap produksi. Berkurangnya waktu setup juga meningkatkan fleksibilitas manufaktur dan jumlah serta jenis parts yang diproduksi setiap harinya. Ini akan mengurangi kebutuhan akan stok inventori dan meningkatkan kemampuan responsif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
“Kami memiliki karyawan-karyawan yang mampu menjawab tantangan yang disodorkan kepada mereka,” kata Don Hockin, Presiden Ultrafit. “Target kami selanjutnya adalah menciptakan budaya make to order dan menghapuskan kebutuhan akan inventori. Walaupun kedengarannya sulit, tapi saya percaya tim kami mampu memenuhinya.”
Sumber: United States Environmental Protection Agency.
Comments are closed.