Lean Six Sigma (LSS) merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di industri perkebunan. Prinsipnya adalah sebagai berikut: 

1. Identifikasi setiap proses, tingkatkan kualitas dan kurangi biayanya. 

Di perkebunan apa pun dan dimana pun, biaya yang muncul akibat cacat produksi tidaklah sedikit, ada banyak elemen yang terdampak mulai dari produktivitas, kepuasan pelanggan hingga masalah profitabilitas. Jika kita terus berkompromi dengan menganggap defect sebagai biaya dalam bisnis, kita harus segera sadar jika cara pikir ini adalah SALAH.

Metode Lean Six Sigma (LSS) dapat membantu Anda mengidentifikasi masalah di setiap proses dan mengurangi segala bentuk defect yang menghabiskan waktu, biaya, dan peluang. Misal dari perkebunan Anda memiliki kinerja 3 sigma, sementara pemborosan mengakibatkan kerugian 30 – 40 persen. Bukankah ini kerugian besar? 

Mari kita coba jawab pertanyaan berikut; Berapa kerugian yang Anda alami? Berapa biaya bisnis yang hilang karena pelanggan tidak puas? Berapa biaya dari peluang yang hilang karena Anda tidak punya waktu atau sumber daya? Berapa total biaya kualitas buruk Anda? Bisakah Anda menjawab pertanyaan di atas? Jika IYA, maka Anda tahu pentingnya menghilangkan defect. Jika TIDAK, maka Anda perlu segera belajar Lean Six Sigma (LSS).

2. Lean Six Sigma berpikir proses dan menggunakan metriks

Semua kejadian berasal dari rantai proses tempat kejadian itu berada. Jadi semua masalah dapat dipahami penyebabnya bila kita melihat rantai proses yang melewati masalah itu. Singkatnya, jika Anda dapat mengukur proses Anda maka Anda dapat memperbaikinya. Lalu bagaimana cara menetapkan metrik yang sesuai? Mari kita mulai dengan pelanggan kita, pelanggan eksternal atau internal tergantung proses yang dikerjakan.

Baca juga  Membangun Budaya Inovasi untuk Ciptakan Keunggulan Bisnis 

Metrik ini tentunya juga harus sejalan dengan strategi perusahaan dan berhubungan dengan bottom line. Kemudian karena LSS fokus pada kinerja keuangan maka metrik juga harus selalu berkaitan dengan proses dan aktivitas yang bersifat rutin. Selain itu, metrik Anda juga harus bersifat sederhana, mudah dikomunikasikan, dan memakai istilah yang dipahami semua orang. 

3. Proses yang ada harus dibuat streamline

Efisiensi akan terjadi bila rantai proses yang ada bersifat streamline. Artinya tidak ada terjadi penumpukan pekerjaan atau proses yang berhenti di satu titik atau lebih dalam rantai proses yang ada, dan tidak ada aktivitas menunggu di sepanjang rantai proses. Efisiensi juga akan terjadi bila pekerjaan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pelanggan (on demand). Sebab itu pemilihan tema proyek dalam LSS selalu mengutamakan output yang sesuai dengan nilai pelanggan.

Adapun dalam pemilihan proyek selalu mempertimbangkan sumber daya, waktu, dan kemungkinan untuk berhasil.  Tidak setiap masalah adalah proyek dan tidak setiap ide akan memberikan hasil. Oleh karena itu, menggunakan konsultan eksternal menjadi salah satu pilihan untuk menentukan proyek untuk dieksekusi. 

4. Continuous improvement

Untuk mencapai kondisi ideal, kita tidak cukup hanya melakukan satu dua kali aktivitas perbaikan di lingkungan kerja kita. Aktivitas yang memberikan nilai tambah harus berkelanjutan selama bisnis masih berlangsung. Salah satu cara sistematis yang bisa digunakan adalah kerangka DMAIC. DMAIC adalah pendekatan lima langkah yang sangat efektif dan berorientasi data. DMAIC merupakan singkatan dari Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control. Jika setiap tahapan dilakukan dengan benar, maka DMAIC dapat mengubah bisnis Anda. 

Bagaimana mengaplikasikan tools DMAIC? Jika Anda belum pernah bermain sepakbola, akankah Anda membeli bola, membeli semua perlengkapan, kemudian berharap bisa sehebat Lionel Messi? Tentu Anda harus memiliki ekspektasi yang realistis. Apakah perusahaan Anda telah cukup “siap” untuk memulai perubahan tersebut? Apakah semua orang bisa menerima dan menjalankan perubahan tersebut?

Baca juga  12 Prinsip Agile 

Sekali Anda berkomitmen untuk memulai perjalanan LSS, Anda akan mendapatkan hasil yang terukur. Ingin tahu lebih banyak tentang Lean Six Sigma for Plantation? Ingin melakukan transformasi People dan Behavior Improvement di perusahaan Anda? Ingin mengimplementasikan teknologi termutakhir di perkebunan kelapa sawit? Jangan ragu untuk menghubungi SSCX di Wa.me/628175763021.

Tentang Lean Six Sigma

Lean Six Sigma, yaitu suatu metode yang terstruktur untuk membantu proses optimalisasi produksi dan efisiensi, memastikan perusahaan mencapai keunggulan operasional. Metode ini digunakan untuk membentuk sistem yang dapat menciptakan solusi untuk menghilangkan segala macam pemborosan. Harapannya, bisnis bisa meningkatkan produksi selagi merampingkan proses mereka.

Metode ini terdiri dari lima fase yang disebut DMAIC (Design-Measure-Analyze-Improve-Control). Meskipun berakar dari industri manufaktur, saat ini Lean Six Sigma menjadi salah satu pendekatan untuk peningkatan produktivitas paling diminati oleh berbagai organisasi di banyak industri karena dapat memberi keuntungan dalam banyak hal seperti profitabilitas, kepuasan pelanggan, dan budaya organisasi.

Dalam menerapkan Lean Six Sigma, semua elemen manajemen dari atas hingga bawah harus satu komitmen yaitu menginvestasikan sumber daya untuk memulai, mempromosikan, menjalankan, dan mendukung program Lean Six Sigma. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memberikan dukungan berupa pelatihan, kepercayaan, dan wewenang untuk melakukan perubahan melalui proyek perbaikan.

Saat mencari pelatihan atau konsultan untuk mengajarkan Lean Six Sigma, mungkin Anda menemukan banyak kandidat yang terlihat memiliki banyak kesamaan. Hal ini tentu membuat Anda kesulitan dalam mengambil keputusan. Ya, saat ini ada banyak lembaga konsultan yang kompetitif di bidang Lean Six Sigma. Tetapi setelah Anda melihat kualitas dan keunggulan yang dimiliki SSCX di sini, mungkin Anda akan bisa dengan segera menentukan siapa yang akan Anda pilih.