Salah satu tantangan terberat yang dihadapi seorang Black Belt di perusahaan, baik dari industri manufaktur, energi ataupun jasa adalah bagaimana menggarap sistem pengumpulan data atau data collection yang menghasilkan informasi yang sangat penting dalam menjalankan sebuah proyek. Untuk mengimplementasikan sistem tersebut juga merupakan tantangan, tidak peduli apakah data yang dibutuhkan bersifat atribut atau variabel.

Untuk itu SSCX International, sebagai lembaga konsultan yang salah satu kompetensinya adalah menyediakan program-program di bidang Sustainable Improvement Systems, mengadakan Program Pelatihan dan Sertifikasi Lean Six Sigma Black Belt.

Program ini bertujuan untuk mempersiapkan pesertanya dalam mengeksekusi proyek Lean Six Sigma yang paling kompleks sekalipun.

Seperti yang dikatakan salah satu peserta pelatihan Lean Six Sigma Black Belt (LSSBB), Marzella E dari PT. Kaltim Prima Coal (KCM) misalnya, dia mengatakan bahwa tujuan mengikuti pelatihan ini adalah untuk mengolah data dengan cara yang lebih baik lagi. “Di kami, data itu banyak sekali, cuma kami belum tau bagaimana cara mengolah data itu dengan cara yang tepat,” katanya.

Meskipun menurutnya metode Six Sigma sendiri belum dipakai di organisasinya, namun ia mengatakan di perusahaan tempat ia bekerja, budaya continuous improvement sudah mulai diterapkan. “Six Sigma sendiri memang belum diterapkan sih di tempat kami, cuma metode improvementnya memang agak-agak mirip, kami juga ada beberapa proyek yang sedang dikerjakan,” ujar Marzell.

Begitupun yang dikatakan peserta lain, Runtun Nurtiara, salah satu Presiden Direktur dari PT. Nuplex Raung Resins. Ia mengatakan, ini adalah kali kedua ia mengikuti pelatihan yang diadakan oleh SSCX. “Sebelumnya saya sudah mengambil Green Belt, cuma saya pikir, untuk Green Belt itu baru sebatas awareness saja. Jadi, saya pikir budaya improvement ini memang harus dibangun, makanya saya ambil lagi untuk yang Black Belt,” jelas Runtun.

Baca juga  Kalau Semua Jadi Prioritas, Apa yang Benar-Benar Penting?

Pelatihan LSSBB diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai industri, seperti PT. Bank UOB Indonesia (Jasa), PT. Voith Paper Rolls Indonesia (manufaktur),  PT. Vale Indonesia Tbk (mining), dan berbagai perusahaan lainnya.

Dalam program pelatihan ini, peserta akan dipandu dalam mempelajari metodologi Lean Six Sigma level tinggi, tools dengan tingkat kesulitan yang lebih kompleks, Kaizen event, dan change management.

Berbeda dari pelatihan Black Belt lainnya, program ini dirancang untuk mencetak Black Belt yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang terintegrasi untuk memastikan kesuksesan proyek Lean Six Sigma, dan mampu memberikan pelatihan dan pendampingan internal kepada karyawan lain dalam perusahaan. Seluruh materi pelatihan Black Belt yang diberikan dapat diimplementasikan di segala jenis industri.***RR