Salah satu cara yang sangat efektif untuk membuat supply chain bisnis anda lebih lean adalah dengan menggunakan metode “near-sourcing”, ungkap Paul Myerson. Myerson adalah seorang praktisi dan akademisi di ranah Lean dan Supply Chain yang mengisi kolom artikel Industry Week.

Near-sourcing adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan bisnis yang menempatkan sejumlah pusat operasionalnya berdekatan dengan tempat dimana hasil produksinya dijual. Metode ini berseberangan dengan tren jangka panjang yang terjadi di industri manufaktur global, yaitu “developing nations outsourcing” atau penempatan pusat-pusat produksi di negara-negara lain yang masih berkembang, dengan pertimbangan standar gaji tenaga kerja masih rendah.

Kebanyakan perusahaan akan bereaksi terhadap penambahan biaya dalam supply chain mereka, seperti kenaikan harga bahan bakar, misalnya, juga terhadap naiknya upah tenaga kerja di negara-negara berkembang dimana mereka menempatkan outsource manufaktur atau perakitan.

Near-sourcing tidak selalu berarti memindahkan pusat-pusat operasional kembali ke negara asal perusahaan, tapi bisa juga berarti merelokasi atau mengumpulkan pusat-pusat operasional di tempat yang saling berdekatan atau lebih dekat kepada negara asal. Misalnya, sebuah perusahaan manufaktur mobil asal Amerika memindahkan pusat perakitannya ke Meksiko yang lebih dekat, dari tempat asalnya di Cina, dan sebagainya, kata Myerson.

Menurut artikel dalam Enterpreneur Magazine edisi April 2013 (More Businesses Turn to ‘Near-Sourcing’ to Save Time and Money), “Mungkin akan ada kecenderungan untuk beralih kembali kepada produksi lokal… dimana banyak korporasi raksasa telah beralih kepada near-sourcing. Caterpillar, Apple, Ford dan GM telah mengumumkan bahwa mereka akan lebih banyak berproduksi di AS.

Artikel tersebut mengedepankan beberapa langkah yang bisa diambil jika perusahaan Anda berniat untuk menggunakan metode near-sourcing:

  1. Hitunglah biaya yang berkaitan dengan pengalihan – pastikan anda mempertimbangkan semua biaya dan keuntungan seperti biaya bahan bakar yang lebih rendah, kualitas, produktifitas, tenaga ahli teknis, dan sebagainya, untuk mengimbangi biaya material dan tenaga kerja yang mungkin akan lebih tinggi.
  2. Analisa kebutuhan delivery anda – apakah pelanggan anda membutuhkan delivery yang cepat?
  3. Pertimbangkan kecepatan perubahan di perusahaan anda – apakah produk anda cepat berubah?
  4. Pelajari situasi kompetisi anda – apa yang dilakukan oleh kompetitor? Untuk produk tertentu, mungkin perlu membiarkan beberapa pusat produksi tetap berada di negara lain untuk mendapatkan keuntungan di sisi harga.
Baca juga  Indonesia di posisi ke-12 Top Manufacturing Countries by Value Added 

Keputusan pemindahan pusat operasional bukanlah sesuatu yang ringan dan membutuhkan analisa dan pertimbangan mendalam, dan mungkin juga prediksi masa depan seperti potensi kenaikan harga bahan bakar, tenaga kerja dan material. Jika memang kondisi dan saatnya telah benar-benar tepat, near-sourcing akan menyumbangkan penghematan besar untuk perusahaan anda, khususnya di sisi waktu dan biaya, dan akan membuat supply chain anda makin lean.***

Sumber: IndustryWeek, Paul Myerson (The Lean Supply Chain).