Pencapaian perusahaan menyiapkan sumberdaya manusia membuat Boedi Santoso Director HCM, IT, Bussiness Excellence & Process Improvement PT Aerofood Indonesia, Garuda Indonesia Group optimis para pemimpin perusahaan Indonesia siap bersaing dalam penerapan konsep regional Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Menurutnya, penerapan MEA tak perlu membuat panik para CEO. Asal sedari awal perusahaan telah menyesuaikan, menyelaraskan program pengembangan SDM dengan tujuan jangka panjang korporasi.
“Kita tinjau ulang apakah rencana jangka panjang terkait SDM masih relevan atau tidak, ini terkait dinamika bisnis itu sendiri, tak ada harga mati justru di situlah letak kearifan pemimpin perusahaan setiap saat menentukan langkah ke depan yang lebih baik dan up to date,” tuturnya. Ia juga menambahkan kunci menghadapi MEA salah satunya memiliki rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Melalui review berkala atas program SDM, leader diharapkan mampu menilai competitives advantage yang akan diberikan perusahaan. Sehingga perusahaan tetap memiliki daya saing di tengah kompetisi bisnis yang kian ketat di era MEA. Persaingan di era MEA memicu para pemimpin perusahaan di Indonesia meningkatkan pendapatan (generating revenue) dan corporate value.
Kebijakan pemerintah nampaknya menjadi faktor lain di luar perusahaan yang menentukan kepastian bisnis. Para pemimpin perusahaan mesti menyikapi kebijakan pemerintah secara positif melihat sisi kepentingan negara mengelola masyarakat, sehingga mampu mengambil keputusan yang relevan bagi perusahaan. Seorang leader sebisa mungkin menyikapi kebijakan pemerintah untuk memberikan efek positif, menambah akselerasi perusahaan.
Misalnya rencana pengembangan kawasan industri sebagai fasilitas pemerintah disikapi sebagai sinyal positif panambahan revenue bagi perusahaan. Menurut Boedi Santoso, PT Aerofood semakin berkembang dengan perluasan kawasan industri logistik melalui pendekatan multimoda. Terlebih perusahaan catering tersebut juga mengandalkan sektor non flight dengan tingkat persaingan yang cukup ketat.
[cpm_adm id=”11784″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]
“Kita terbantu dengan adanya pendekatan transportasi multimoda, ini berdampak pada efisiensi dan efektifitas barang baku atau raw material dari hulu ke hilir, produsen ke konsumen,” ungkapnya. Efisiensi dan efektifitas transportasi dalam supplay chain, tentunya memberikan dampak positif berupa penghematan energi dan mendorong produsen memberi nilai lebih pada bahan baku.
Selain kebijakan, ketersediaan infrastruktur juga merupakan jaminan pengembangan modal dari investor. Infrastruktur yang mapan mengindikaskan efisiensi proses bisnis bisa berjalan, mendapatkan return secara optimal. Pembukaan kawasan industri baru dan perapihan sarana transportasi merupakan salah satu langkah meyakinkan investor, confidence dalam persaingan bisnis.
Boedi menekankan dampak positif dari penerapan MEA. Melaui konsep regionalisme, para pemimpin perusahaan akan lebih arif melihat relevansi rencana jangka panjang dan jangka pendek dengan kondisi kekinian. Bahkan ia optimis perusahaanya mampu menjadi runner up di pasar in flight. “Kita tak bisa sendiri, dukungan dari induk perusahaan sangat signifikan meningkatkan bargaining power,” pungkasnya.
Antusiasme peserta terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul sepanjang penjelasan materi sesi awal. Sampai sesi akhir yang dibawakan oleh Marisa Hapsari, para peserta terlihat masih bersemangat. Salah satu peserta Singgi Budi H, Manajer Manufaktur AJE Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor industri produksi minuman, fast moving customer goods, mengakui jika seminar sehari Majalah Shift sangat bermanfaat.
“Event seperti ini hal yang fundamental, penting sekali ketika kita ingin mencapai goal sebuah perusahaan karena hal terpenting adalah membangun people. Leader adalah ujung tombak, bagaimana bisa mempengaruhi banyak tim untuk mempengaruhi goal perusahaan. Men power menjadi penting untuk get the great result,” tutur Budi.
Saat ditanya, apa yang akan dilakukan setelah menerima materi seminar, Singgih mantab menjawab akan melakukan mapping man power berbasis kelemahan dan kekuatan sumberdaya manusia. Mapping diperlukan untuk menempatkan orang sesuai posisinya. Akhirnya perusahaan memiliki standar menciptakan sistem organisasi bisnis yang baik dan unggul. []