Terkadang, muncul kesalahpahaman mengenai perbedaan di sektor produksi dan jasa. Industri manufaktur seringkali dianggap sebagai perusahaan besar, sementara pada kenyataannya, di dalam organisasi yang bergerak pada pelayanan pun sebenarnya terdapat banyak layanan yang sama besarnya.

Jadi, apa perbedaan sesungguhnya dari industri manufaktur dan industri jasa?

Secara umum, industri manufaktur didefinisikan sebagai produksi suatu barang yang dapat disimpan untuk dipergunakan pada saat yang tepat. Namun, jika nilai tambah yang ada dalam barang tersebut tidak memiliki wujud dan juga tidak dapat disimpan, maka itu disebut dengan jasa atau layanan. Yang sering terjadi adalah, sebuah organisasi layanan juga terkadang membawa barang fisik ataupun membutuhkan infrastruktur fisik, seperti perusahaan telekomunikasi, rumah sakit, hotel, toko, bahkan hingga toko online. Jika para produsen menyadari, akan ditemukan banyak sekali barang-barang yang dipindahkan, melalui kargo, pos, atau sebagainya,ada banyak peralatan yang diperbaiki, juga banyak sekali proses rutin misalnya seperti jawaban standar untuk pertanyaan-pertanyaan pelanggan.

[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]

Sehingga, muncul pemahaman bahwa ada saling keterkaitan dan ketergantungan antara industri manufaktur dan industri jasa atau pelayanan. Jika industri manufaktur ingin menjadi yang terbaik dalam persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki dukungan layanan yang sangat baik dari fungsi-fungsi inti, seperti pengembangan produk dan penjualan. Bukan itu saja, fungsi-fungsi umum pun harus turut mendapatkan perhatian, seperti sumber daya manusia, IT, dan juga fungsi keuangan.

Karena, jika salah satu fungsi-fungsi tersebut berjalan tidak sesuai dengan harapan atau berfungsi buruk, pelanggan cenderung tidak puas. Dan pasti ketidak puasan pelanggan akan berdampak pada perkembangan perusahaan.

Lean Berfokus pada Alur

Dalam beberapa kasus, orang sering menganggap lean sebagai sesuatu yang hanya melekat pada sektor manufaktur, pun manufaktur dipandang sebagai satu sektor yang paling berbeda dengan yang lainnya.

Baca juga  Webinar Panduan Pembuatan Laporan Proyek Improvement

Namun, benarkah demikian?

Memang benar bahwa suatu proses perakitan yang dilakukan secara manual atau melibatkan fisik, juga operator yang mengoperasikan sebuah mesin akan lebih mudah untuk melakukan visualisasi pekerjaan dibandingkan dengan mereka yang bekerja menggunakan pemikiran atau interaksi dengan pelanggan. Oleh karena itulah perlu dipahami dengan baik bahwa lean hanya berfokus pada alur atau aliran. Misalnya, suatu organisasi dapat mengatur atau membuat suatu alat ke dalam beberapa aliran. Di sini lean berperan, untuk menstabilkan proses, yang akan memudahkan untuk melakukan visualisasi bagaimana menjadikan peralatan tersebut lebih stabil melalui pemeliharaan secara preventif.

Tetapi, bagaimana untuk mengaplikasikannya terhadap semua karyawan yang bekerja di balik meja?

[cpm_adm id=”10576″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Sederhananya, setiap jenis pekerjaan selalu didasarkan pada proses dasar yang selalu dapat divisualisasikan. Terkadang, proses tersebut dapat dilihat, tetapi terkadang juga proses itu harus dirubah dari bagaimana cara pandangnya untuk dapat memvisualisasikan. Yang pasti, proses yang dilakukan secara berulang-ulang lebih mudah untuk divisualisasikan.

Dan hal itu berlaku baik dalam industri manufaktur maupun industri jasa.

Di industri yang berfokus pada pelayanan, seperti di manufaktur, juga terjadi serangkaian proses, misalnya adalah mengisi faktur. Tetapi, proses tersebut lebih sederhana dibandingkan dengan proses yang ada pada industri manufaktur. Karena itulah, tantangan sebenarnya bukan pada memperbaiki prosesnya, tetapi memperbaiki pekerjaan rutin maupun yang tidak rutin setiap harinya.

Poin utamanya adalah, terkadang perlu dilakukan pengamatan dan pemikiran yang lebih mendalam untuk menemukan proses dasarnya. Bahkan bukan tidak mungkin untuk melakukan eksperimen dengan berbagai cara untuk dapat memvisualisasikannya. Namun, setidaknya pastikan terdapat proses yang berulang-ulang pada beberapa tingkatan. Menemukannya dan berhasil memperbaikinya akan membuat organisasi bisa berinovasi lebih baik untuk mendapatkan nilai kepuasaan pelanggan yang lebih tinggi.

Baca juga  Bagaimana cara kerja pemimpin yang agile?

To improve your manufacturing, better improve your service first.***