PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menekan biaya operasional perseroan dengan mendorong penggunaan uang elektronik, E-Money tahun depan. Improvisasi ini dilakukan mengacu pada laporan keuangan per September 2016, dan rencana penambaan jumlah pengguna kartu hingga 10 juta kartu di 2017.

Senior EVP Chief Technology Officer Bank Mandiri, Joseph Georgino Godong menjelaskan, jumlah kartu e money yang diterbitkan sendiri maupun melalui kerjasama co branding mencapai 8,4 juta kartu pada Oktober 2016. Perseroan menargetkan mencapai 40 juta transaksi dari penggunaan uang elektronik.

[cpm_adm id=”11784″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Digitalisasi keuangan akan meringankan cost perbankan dengan rata-rata transaksi per bulan mencapai Rp327 miliar. Bank akan lebih efisien saat memindahkan uang yang diterima dari nasabah ke digital. Beban biaya per lembar uang nilainya mencapai Rp11.

Selama ini kontribusi terbesar penggunaan e-money berasal dari sektor transportasi. Hampir 90% transaksi e-money dilakukan di moda transportasi massal seperti Transjakarta, Commuterline dan tol, sisanya dilakukan di minimarket.

Penetrasi kartu e-money diperkuat dengan menggandeng perbankan swasta sebagai mitra co-branding. Saat ini persero sedang menjajagi dua bank swasta sebagai mitra yaitu Bank Jawa Tengah dan BJB. []

Baca juga  Data-driven Manufacturing untuk Transformasi Industri