Suatu proyek Continuous Improvement, seperti Lean Six Sigma, dapat disebut ideal jika memberikan imbas berupa manfaat yang signifikan bagi organisasi.

Untuk itu, proyek yang berjalan harus sesuai dengan strategi dan arah langkah organisasi. Jika tidak, dukungan metodologi dan sistem manajemen pada proyek improvement belum tentu akan membuat organisasi menjadi lebih baik. Banyak kasus terjadinya missing link atau missed alignment, yaitu ketika proyek yang dijalankan tidak sesuai dengan strategi dan arah organisasi yang bersangkutan.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan memasang target untuk berkembang dengan cepat agar bisa mendapatkan market baru. Namun ketika proses sedang berjalan, seorang konsultan menawarkan proyek improvement untuk meningkatkan akurasi administrasi. Pertanyaannya, seberapa kuat hubungan antara administrasi yang akurat dengan kecepatan meraih market baru?

Daripada membuang energi dan waktu, lebih baik memilih proyek improvement lain yang menawarkan solusi yang lebih berhubungan dengan tujuan perusahaan. Sebab tanpa ada keterkaitan langsung antara proyek improvement dengan rencana perusahaan, maka efek positif dalam usaha meraih tujuan perusahaan akan kurang terasa.

Karena itu, pastikan bahwa proyek yang diimplementasikan dapat memberikan pengaruh positif terhadap bisnis. Kaitan yang kurang kuat tersebut menyebabkan proyek tidak berjalan baik sesuai harapan, sehingga muncul anggapan bahwa Lean Six Sigma tidak memberi hasil memuaskan.

Untuk menghindari missed alignment antara improvement yang dilakukan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Pada awal fase seleksi proyek, sebaiknya hubungan antara strategi perusahaan dengan proyek telah teridentifikasi. Proyek harus dipilih sesuai dengan prioritas bisnis dan strategi dari manajemen.
  • Dalam memilih proyek Lean Six Sigma, gunakan sistem seleksi proyek dan scooping. Dua hal ini sangat penting dan merupakan kunci utama keberhasilan penerapan Lean Six Sigma.
  • Seleksi proyek adalah  penentuan area mana saja yang akan dilibatkan dalam proyek.
Baca juga  Jaga Performa, Bukit Asam perkuat efisiensi operasi dan produksi

Kemampuan tim untuk menentukan proyek yang tepat sangatlah krusial. Untuk memudahkan ada beberapa point yang harus diperhatikan dalam mengambil langkah proses seleksi proyek tersebut. Biasanya, proses seleksi pada proyek Lean Six Sigma selalu dimulai dengan analisa bisnis (voices of business) , analisa kebutuhan dan keinginan pelanggan (voices of customer) , analisa kinerja proses saat ini (voices of process) , hingga menganalisa data dari lapangan (voices of employee). Apabila keempat hal tersebut digabungkan, maka Lean Six Sigma akan dapat memberi pengaruh pada bisnis sesuai harapan.