Overall Equipment Effectiveness atau disingkat OEE adalah tool yang dapat membantu Anda mengetahui tingkat produktivitas suatu mesin. Seperti kita tahu, perusahaan kelas dunia umumnya memiliki angka standar 85%, sementara banyak perusahaan manufaktur yang level angkanya masih di bawah 70%. Sebenarnya darimana angka performance tersebut didapatkan? Mungkin masih banyak yang penasaran bagaimana cara OEE mengukur tingkat produktivitas suatu mesin dengan tepat. Rumus perhitungan yang digunakan untuk menghitung OEE yaitu Availability x Performance x Quality. Nah bagi yang belum mengetahui ketiga indikator kunci OEE, simak pemaparan di bawah ini.

Rumus OEE = Availability x Performance x Quality

Availability

Score 100% dari availability artinya bahwa prosesnya selalu berlangsung selama waktu perencanaan produksi (tidak pernah berhenti). Faktor Availability memperhitungkan Down Time Loss, termasuk setiap kejadian yang menghentikan produksi terencana dalam jangka waktu yang signifikan (biasanya beberapa menit, atau cukup panjang untuk dimasukkan dalam kelompok kejadian yang dapat dilacak – trackable Event. Contohnya, kerusakan pada mesin, kekurangan material, atau waktu changeover. Waktu changeover termasuk dalam analisa OEE, karena bisa menyebabkan down-time. Dalam banyak kasus, pabrik hanya bisa mengurangi waktu changeover karena tidak mungkin menghilangkannya sama sekali. Waktu yang tersisa setelah dikurangi Down Time Loss inilah yang kita sebut sebagai Operating Time.

Performance

Score 100% performance artinya saat prosesnya berlangsung maka proses tersebut harus berlangsung secepat mungkin. Faktor Performance memperhitungkan Speed Loss, termasuk didalamnya semua faktor yang menyebabkan melambatnya laju proses, dimana proses berjalan dibawah kecepatan maksimumnya. Contohnya, mesin usang, material tersendat, kesalahan material, dan inefisiensi operator. Waktu yang tersisa ini disebut Net Operating Time.

Quality

Score 100% dari quality artinya tidak ada kerusakan (defects) dan hanya memproduksi good parts saja. Faktor Quality memperhitungkan Quality Loss, termasuk didalamnya perhitungan produk terproduksi yang tidak memenuhi standar kualitas, dan produk yang membutuhkan rework. Waktu yang tersisa disebut Fully Productive Time. Singkatnya quality disini adalah perbandingan antara jumlah unit produk baik yang berhasil diproduksi dibanding dengan total jumlah unit produk.

Baca juga  Solusi Nyata Atasi Mentalitas “Itu Bukan Tugas Saya” di Shopfloor