Tidak ada yang gratis di dunia ini. Bahkan, untuk menghasilkan uang, kita juga harus mengeluarkan biaya modal. Prinsip ini pula yang berlaku pada saat kita ingin menerapkan usaha efisiensi seperti, katakanlah, pemangkasan biaya (cost cutting), dan pengumpulan pendapatan (revenue generating). Dua faktor inilah yang akan meningkatkan efisiensi di bisnis perbankan.
“Namun pemangkasan biaya juga harus ditunjang oleh kunci indeks performa, agar lebih terukur,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D Hadad, dalam Seminar bertajuk Efisiensi di Sektor Keuangan, Rabu (14/3/2012).
Prinsip tersebut dikutip dari hasil riset internasional mengenai efisiensi 52 bank teratas di Eropa. Dari riset tersebut, ada empat poin yang dapat dijadikan contoh untuk dunia perbankan di dalam negeri.
Apa saja-kah ketiga prinsip tersebut?
Pertama, perusahaan perbankan harus bisa menumbuhkan kesadaran akan beban biaya (cost conscious culture) di benak setiap karyawan. Hal ini berguna agar karyawan berusaha mendapatkan harga terbaik untuk setiap penawaran dan kontrak yang ditujuan untuk perusahaan.
Kedua, perusahaan harus berinvestasi di bidang teknologi informasi (IT). Menurut Muliaman, investasi IT sangatlah penting bagi kelangsungan operasional perbankan. “Mereka yang telah melakukan investasi IT cukup lama kini tinggal menikmati hasilnya. Dengan infrastruktur IT yang prima, biaya yang dikeluarkan bisa lebih rendah dan daya saing meningkat,” ujarnya.
Ketiga, terapkan struktor organisasi perusahaan yang cenderung datar (flat). Yang dimaksud disini adalah bank melakukan desentralisasi dalam pengambilan keputusan, namun di sisi lain melakukan sentralisasi atas fungsi-fungsi pendukung. Misalnya, penggabungan jaringan ATM, pengembangan sumber daya manusia (SDM) bersama, atau pengembangan produk bersama.
“Saya pernah ajukan usulan kepada Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA). Mungkin bisa juga diterapkan di bank pemerintah, apalagi pangsa pasar mereka masih besar, sekitar 42 persen,” kata Muliaman. Menurutnya, dengan menerapkan prinsip tersebut, kualitas bank akan meningkat. “Kualitas yang bagus akan mendorong efisiensi,” kata Muliaman.
Diadaptasi dari artikel di www.kompas.com (Astri Karina Bangun/Kontan) Kamis, 15 Maret 2012