Banyak para pemimpin dari sebuah kelompok ataupun organisasi mencetuskan pertanyaan ‘apakah menjadi hal yang mungkin untuk membuat sebuah organisasi yang menjadi sumber inspirasi bagi semua orang untuk secara konsisten melakukan yang terbaik?’

Jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan tersebut adalah ‘ya’.

Karena manusia merupakan makhluk yang memiliki karakter kompleks, mungkin untuk mewujudkan hal tersebut menjadi tantangan tersendiri, tetapi, selalu ada cara-cara dan juga strategi yang dapat mewujudkannya dengan lebih mudah.

Jim Smith – Manajer Kualitas di Caterpillar Inc. yang sudah lebih dari 47 tahun berkecimpung dalam bisnis membantu orang lain dan juga organisasi untuk memompa potensi yang dimiliki berpendapat bahwa ada cara yang sederhana untuk menciptakan sebuah organisasi yang menginspirasi orang lain atau anggota tim untuk selalu melakukan yang terbaik.

[cpm_adm id=”10097″ show_desc=”no” size=”medium” align=”right”]

Berikut adalah cara yang dijabarkan oleh Jim Smith:

Pertama, sebuah organisasi pastilah membutuhkan satu tujuan yang inspirasional, visi bersama dari hasil akhir yang terdefinisikan dengan jelas, dibagikan kepada semua orang, dan juga seringnya komunikasi. Hal-hal kecil tersebut akan menciptakan suatu budaya inspirasi yang berkelanjutan yang sangat kuat.

Kedua, organisasi membutuhkan orang-orang yang percaya pada kemampuan mereka sendiri untuk dapat mencapai hasil akhir yang memuaskan, untuk dapat menghasilkan ide-ide dan inovasi yang kreatif ketika mencari cara bagaimana untuk melaksanakan tugas mereka. Organisasi membutuhkan orang yang tahu bahwa jika mereka berhasil, mereka harus bergantung pada satu sama lain, juga saling percaya untuk mampu menularkan hal-hal positif.

Tentunya beberapa organisasi mengatakan bahwa mereka harus menyaring calon karyawan yang memiliki sifat-sifat dan karakter tersebut sehingga kemampuan tadi akan dilihat sebagai manfaat yang akan bertahan untuk mewujudkan tujuan jangka panjang. Menurut Smith, pemikiran itu kurang tepat, karena organisasi yang tak terhitung jumlahnya telah melakukannya kepada orang-orang lama, yang mana mereka telah menghabiskan banyak waktu untuk mengajari orang-orang lama tadi bagaimana untuk meraih sukses. Cara ini merupakan strategi dua arah dengan member dan juga mendapatkan strategi.

Baca juga  Konsep Utama dan Siklus dalam Lean

[cpm_adm id=”10763″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Ketiga, organisasi jelas membutuhkan sistem yang baik untuk dapat melakukan pelacakan dan penilaian performa kerja. Peter Drucker – seorang edukator, konsultan manajemen sekaligus penulis merupakan salah satu diantara sekian banyak orang yang disebut dengan ‘what gets measured, gets managed’. Umpan balik secara tepat waktu adalah hal yang penting untuk menilai performa dan hasil secara keseluruhan.

Keempat, organisasi perlu mengadopsi suatu proses yang efektif sebagai hasil apresiasi terhadap performa kerja yang diinginkan, termasuk juga inovasi yang diciptakan dan pengambilan risiko, dalam cara yang baik untuk memberdayakan orang agar mampu bertindak dan menangani masalah secara langsung pada setiap tingkatan.

Itulah empat tips sederhana dari Smith untuk mampu menciptakan sebuah organisasi yang inspirasional, yang mengarah pada budaya continuous improvement. Yang perlu dilakukan berikutnya setelah berhasil mengimplementasikan tahapan-tahapan tadi adalah organisasi harus mampu mempertahankan budaya tersebut dari waktu ke waktu.***