Teguh Lestiono Santoso bukanlah nama baru di dunia perbankan. Pengalamannya yang hampir mencapai 10 tahun membuatnya cukup mengenal seluk beluk dunia perbankan. Pria kelahiran Rembang 4 November 1976 ini pernah menduduki beberapa posisi strategis, seperti Sales, Kredit Analis, Kredit Reviewer di Bank Danamon, pindah ke Bank Permata dengan posisi Kredit Reviewer pada tahun 2005, dan sempat pula menjadi Product Development Bank NISP sebelum akhirnya berlabuh di Bank UOB Buana sebagai Vice President Portofolio, Credit Improvement & Program-Partner Head Business Banking Division Bank UOB.

Teguh tampaknya tidak main-main dengan pendidikannya, gelar Cum Laude diperolehnya ketika menyelesaikan pendidikan Teknik Sipil dari Universitas 11 Maret dan Master Teknik dari ITB. “Pada saat mengambil gelar Master itulah, saya menjadi lebih tertarik pada ilmu-ilmu management,” kenang Teguh. Ketertarikan yang berimbas pada pilihan kariernya untuk fokus bekerja di perbankan ketimbang profesi sebagai engineer.

Teguh mengatakan bahwa speed (kecepatan) adalah salah satu competitive advantage bisnis perbankan. “Karena kalau produk di bank pasti sama, yang dijual adalah uang. Di bank manapun pasti sama,” imbuhnya. Pada saat Teguh melakukan survey customer, dia mendapat informasi bahwa hampir 30% aplikasi customer gagal atau reject karena permasalahan speed. Itulah yang membuatnya semakin bersemangat untuk melakukan improvement.

“Awalnya kita melihat rata-rata kinerja credit review kurang lebih hampir 10 hari kerja, padahal customer mintanya 6 hari kerja. Tindakan awal yang dilakukan adalah mapping. Dari sana terbukti bahwa banyak sekali waste yang terjadi. Banyak proses yang dilakukan secara series, sehingga saling menunggu. “Setelah itu, kami lakukan beberapa pembenahan seperti membuat standarisasi, review berkala dengan menggunakan tools proposal control chart, membuat Visual Control dalam bentuk distribution card sehingga bisa memastikan proposal yang didistribusikan akan seragam dan sesuai dengan load-nya, sehingga tidak akan ada overload. Langkah terakhir adalah membuat Poka Yoke yang memberikan alert secara cepat jika ada kesalahan. Hasilnya, Credit Reviewer Project berhasil mempersingkat waktu menjadi 3,4 hari dari target yang 6 hari,” terang Teguh, yang belum lama ini menerima sertifikasi Green Belt.

Pria yang memiliki motto hidup ICAN (Improvement Constant and Never Ending) berkomitmen untuk terus melakukan improvement, karena masih ada hal-hal yang bisa dibenahi di UOB, perusahaan kebanggannya.