Sesuai namanya, lean six sigma merupakan kombinasi dari lean manufacturing dan six sigma. Metode ini digunakan untuk membentuk sistem yang dapat menghilangkan segala macam pemborosan. Harapannya, bisnis bisa meningkatkan produksi selagi merampingkan proses manufaktur mereka.
Tools Utama dalam Lean Six Sigma
Akan sulit bagi organisasi untuk mengimplemantasikan atau sekedar memahami metode ini tanpa menggunakan tools yang tepat. Untuk itu, dalam artikel kali ini kami akan membahas tools apa saja yang paling penting untuk membantu bisnis Anda menggunakan lean six sigma.
- 5 Whys
Anda bisa menggunakan 5 whys sebagai tool untuk memahami penyebab masalah. Cara kerjanya cukup sederhana dan mudah diimplementasikan dengan cara berikut ini :
– Tulislah masalah yang sedang dihadapi organisasi sehingga semua karyawan sadar dan fokus untuk menanganinya
– Lakukan brainstorming untuk mencari tahu bagaimana masalah bisa terjadi, dan tuliskan juga jawabannya.
– Jika tim sepakat jawaban yang ada merupakan penyebab masalah, pertanyaan tidak perlu dilanjutkan
– Namun, jika tim belum sepakat maka ulangi langkah ketiga hingga semua sepakat bahwa jawaban tersebut merupakan akar masalah yang ada.
2. 5S
5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) merupakan tool sederhana untuk mengurangi tingkat gangguan di area kerja. Tool ini akan secara positif mempengaruhi visibilitas proses, keselamatan, dan kinerja karyawan. Namun tujuan utama dari implementasi 5S adalah menciptakan area kerja yang lebih baik demi peningkatan kualitas kerja. 5S ini adalah:
– Seiri (Ringkas) : pisahkan barang yang diperlukan dengan barang yang tidak diperlukan. Anda harus menyingkirkan barang-barang yang tidak dibutuhkan dan memindahkannya ke tempat penyimpanan.
– Seiton (Rapi) : Tentukan lokasi terbaik, susun barang yang dibutuhkan berdasarkan frekuensi penggunaan, kemudahan akses mengambil dan mengembalikan, juga keamanan.
– Seiso (Resik) : Bersihkan area dari semua sampah dan barang asing, ini bisa membantu Anda untuk menciptakan standar baru.
– Seiketsu (Rawat) : Kembangkan aturan untuk mempertahankan tiga S di atas, termasuk jadwal dan prosedur pembersihan.
3. FMEA
The Failure Mode and Effects Analysis atau FMEA adalah suatu metodologi untuk menganalisis suatu masalah keandalan potensial pada awal siklus yang akan mempermudah pengambilan tindakan untuk penyelesaian masalah. FMEA digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan, mengetahui dampaknya pada pengoperasian produk, dan mengidentifikasi tindakan untuk mengurangi kegagalan tersebut.
4. Pareto Chart
Adalah tool yang digunakan untuk membuat peringkat atau kategori atas variasi penyebab masalah dalam bentuk diagram. Representasi grafis tersebut akan membantu organisasi dapat menyoroti setiap masalah besar dalam operasi mereka. Singkatnya, tujuan dari pareto chart adalah untuk memperjelas faktor yang paling penting (atau yang paling besar) dari beberapa faktor yang ada.
5. Kaizen
Kaizen (Jepang) atau juga disebut perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Metode ini akan membantu manajemen dan karyawan untuk lebih terlibat dalam melakukan perbaikan proses. Metodologi yang digunakan untuk mengimplementasikan Kaizen adalah PDCA, Plan – Do – Check – Act. Teknik ini terdiri dari pengulangan empat langkah tersebut untuk mengontrol dan meningkatkan proses. Dengan kata lain, untuk mempermudah suatu pekerjaan bahkan ketika terjadi ketidaknormalan
6. Poka Yoke
Konsep Poka Yoke atau Mistake Proofing dapat membantu organisasi untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang berpotensi menyebabkan cacat pada produk atau jasa.