Six Sigma merupakan salah satu metode yang sangat berfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mempelajari sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Atau bisa didefiniskan suatu metode bisnis yang memungkinkan suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerja dengan merancang dan memantau aktivitas bisnis sehari-hari untuk mencapai kepuasan pelanggan. Metode ini dibuat untuk menggantikan metode TQM (Total Quality Management), bertujuan untuk mencegah terjadinya cacat produksi, menghemat waktu pembuatan produk, dan meminimalisir biaya.
Secara konsep, Six Sigma dapat disebut juga dengan sistem komprehensif dan fleksibel untuk memberi dukungan, mengoptimalkan proses produksi untuk mencapai nilai efisiensi yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan. Dengan metode Six Sigma, perusahaan akan terus berupaya untuk memperhatikan kesesuaian dan keseimbangan antara kinerja yang dilakukan dengan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan.
Langkah Penerapan Six Sigma
Terdapat empat tahapan atau langkah-langkah dalam menerapkan metode Six Sigma yang merupakan suatu pendekatan dalam penyelesaian masalah dan peningkatan proses. Langkah-langkah penerapan Six Sigma biasa disebut DMAIC- Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Metodologi DMAIC digunakan ketika perusahaan sudah melakukan produksi terhadap produk tertentu namun belum dapat memenuhi spesifikasi permintaan pelanggan.
- Define
Merupakan tahap penentuan masalah, penentuan kebutuhan pelanggan, mengetahui critical to quality, dan penentuan tim.
- Measure
Fase ini berarti mengukur performa kinerja atau proses sebelum melakukan perbaikan. Penentuan karakteristik kualitas adalah salah satu poin penting dalam tahap ini.
- Analyze
tahap ini berupa mencari, menentukan, dan menganalisa akar penyebab masalah. Masalah yang muncul terkadang bisa sangat kompleks, sangat membingunkan antara satu sama lain yang bisa menyebabkan kegagalan produksi.
- Improve
Setelah menemukan sumber masalah kualitas, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi tingkat kerusakan atau kecacatan.
- Control
Kontrol berari mengawasi. Fase ini berupa pengawasan kinerja, khususnya setelah dilakukan perbaikan untuk menjamin agar tidak terdapat kecacatan. Selalu lakukan pemantauan kinerja setiap saat dan proses koreksi untuk mencegah rejection.
Faktor Penting Implementasi Six Sigma
Dalam implementasi metode Six Sigma, ada 5 faktor penentu keberhasilan yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Lima faktor tersebut yaitu:
1. Dukungan penuh top level
Konsep dari metode Six Sigma menawarkan suatu pencapaian yang tidak mungkin ditolak oleh para pemimpin perusahaan, dan metode ini dilakukan oleh seorang yang sangat super yang tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan.
2. Tim yang solid
Adanya orang-orang yang terlatih, seperti para Executive Champion, Deployment Champions, dan Project Champions yang mampu mengerjakan proyek Six Sigma dengan baik.
3. Program training yang update
Para anggota pelaksana program Six Sigma selalu mendapatkan pelatihan khusus yang ditujukan untuk kesuksesan pelaksaan metode Six Sigma dalam perusahaan.
4. Penggunaan basis DPMO (Defects Per Million Opportunities) pada alat-alat baru
DPMO mempunyai keterkaitan yang erat dengan CTC (Crtical to Quality) yang pengukurannya dilakukan berdasarkan persepsi pelanggan dan bisa dibandingkan antar divisi dalam satu perusahaan.
5. Mengubah tradisi lama di perusahaan
Membuat tradisi baru di suatu perusahaan melalui aktivitas perbaikan yang dilakukan terus-menerus demi peningkatan kualitas merupakan kunci penting dalam keberhasilan implementasi metode Six Sigma.***
Baca juga: Inilah Fokus Perbaikan dalam Penerapan Lean Six Sigma